Inspirasi

Pentingnya “Backward by Design” pada Asesmen

Kapan terakhir kali Kawan Kreator merasa sangat bingung dalam membuat asesmen untuk para murid?

Pembuatan asesmen memang terkenal sebagai momok di antara para pengajar. Tak hanya sebagai tugas rutinitas dalam pekerjaan, namun kadang muncul perasaan dan pemikiran apakah asesmen yang dibuat dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai sasaran?

Di sinilah pentingnya memahami dan memiliki pola pikir Backward by Design, khususnya dalam konteks pembuatan asesmen. Hal ini dikarenakan asesmen memegang peranan penting dalam proses pembelajaran murid. Tujuannya bukan untuk menjadi jebakan; yang seakan “sengaja” menuntun siswa menuju kegagalan, dan bukan juga seolah-olah sebagai ajang “pamer pamor dan kekuatan” bagi para guru, melainkan sebagai sebuah upaya yang efektif dalam membantu perkembangan pemberdayaan diri para pelajar sebagai manusia seutuhnya.

Tak berhenti sampai di situ, penentuan asesmen sejak dini juga berfungsi untuk mengukur pertumbuhan setiap pribadi yang terlibat dalam proses pembelajaran. Bukan hanya murid, tapi juga bagi guru dan pemangku kepentingan lainnya.

“Dalam semua keterbatasan, setiap manusia harus mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan di semua aspek kehidupan, termasuk saat sesi pembelajaran.

Tidak bisa tidak, di sinilah pentingnya tujuan asesmen harus ikut aktif berperan, sejak dini telah mulai ditentukan, juga dengan penyediaan beragam pilihan.

Asesmen bukan jebakan, seakan “sengaja” menuntun siswa menuju kegagalan.
Bukan pula seolah-olah sebagai ajang bagi guru untuk “pamer pamor dan kekuatan”.
Penentuan asesmen sejak dini justru efektif membantu perkembangan pemberdayaan,
serta mengukur pertumbuhan setiap pribadi yang terlibat dalam proses pembelajaran.”

(Dr. Connie Rasilim)

Hal pertama yang bisa dilakukan sebelum merancang asesmen adalah: tentukan dan pahami profil murid yang ingin diwujudkan. Tentunya dengan asumsi bahwa profil murid sebagai pelajar sudah terlebih dulu ditentukan.

Tahapan berikutnya adalah menentukan metode asesmen, yang dilanjutkan dengan membuat learning experiences, pengalaman pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Setelah semua hal ini dikerjakan, asesmen akan memainkan peranannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran–bukan hanya sekadar kewajiban untuk mengumpulkan angka dan nilai murid semata. Asesmen yang telah diterapkan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Lihat kembali apakah strategi asesmen tersebut sudah berada pada jalur yang tepat menuju profil murid sebagai pelajar yang diharapkan, atau masih memerlukan berbagai penyesuaian.

Image source: https://openeducationalberta.ca/fitfol/chapter
/assessment-methods-backwards-design/

“Asesmen yang efektif bukan berupa satu potret tunggal melainkan seperti buku kliping berisikan beragam memo dan foto-foto.” (Understanding by Design, Wiggins & McTighe, 2005)

Guru Kreator Enterprise hadir sebagai sebuah solusi untuk mendampingi Kawan Kreator semua dalam menentukan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya pembuatan asesmen, yang sesuai dengan tujuan profil pelajar yang diharapkan. Kawan Kreator dapat menghubungi tim Guru Kreator Enterprise secara langsung untuk melihat lebih jauh bagaimana platform pembelajaran berbasis pendekatan kurikulum ini bekerja.

Kawan Kreator juga dapat menyaksikan video demo Guru Kreator Enterprise di sini untuk mengetahui fitur-fitur apa saja yang sudah dapat dicoba saat ini.

 GURU KREATOR ENTERPRISE – Memberdayakan Guru, Berpihak pada Murid!

Recent Posts