Inspirasi

Pentingnya Guru Memiliki Pola Pikir “Backward by Design”

Apa yang ada di benakmu ketika tengah mempersiapkan pembelajaran untuk para murid? Apakah hanya sekadar menjalankan tugas dan kewajiban sebagai guru?

Atau terpikirkah olehmu bahwa rancangan pembelajaran yang dipersiapkan akan memengaruhi hidup para murid kelak?

Melaksanakan pembelajaran yang efektif berawal dari membuat rancangan pembelajaran yang utuh, dan rancangan pembelajaran yang utuh diawali dengan memiliki pola pikir yang tepat. “Backward by Design” menjadi sebuah pola pikir perencanaan pembelajaran yang menuntut pendidik untuk terlebih dahulu menentukan tujuan akhir pembelajaran dengan perspektif “berpihak pada murid”. Artinya, rancangan pembelajaran yang dirangkai oleh pendidik akan mengutamakan pertumbuhan dan kebutuhan murid dalam setiap pembelajaran. Pola ini bisa disebut juga sebagai: Rancangan terbalik untuk rancangan terbaik.

Megapa disebut “terbalik”?

Selama ini, rancangan pembelajaran selalu dititikberatkan pada materi dan metode pembelajaran tanpa memedulikan akan seperti apa output muridnya kelak. Jika guru memiliki pola pikir Backward by Design, rancangan pembelajaran yang dibuat akan fokus pada proses dan pertumbuhan murid yang ingin dijadikan target output. “Terbalik” di sini diartikan berpikir mulai dari output di akhir, bukan secara runut kronologis.

Jay McTighe dan Grant Wiggins dalam bukunya yang berjudul “Understanding by Design” mengemukakan ada 3 tahapan dalam merancang pembelajaran dengan pola pikir Backward by Design:

Mengidentifikasi Hasil yang Diinginkan.
Langkah pertama adalah menentukan tujuan akhir pembelajaran, bukan konten dan bukan metodenya. Ketika hasil pembelajaran sudah ditentukan, maka metode dan materi pembelajaran dapat mengikuti tujuan akhir. Pada tahap ini, tidak jarang juga guru perlu melakukan prioritas tujuan pembelajaran supaya efektif.

Menentukan Bukti Pembelajaran yang Memadai.
Langkah kedua adalah pendidik menentukan metode penilaian dan tugas agar ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan terukur dengan jelas. Berlawanan dengan praktik pada umumnya, guru ternyata sudah perlu memiliki gambaran asesmen dari awal perencanaan, bukan baru dirancang di akhir pembelajaran.

Merencanakan Pengalaman Belajar Siswa beserta Strategi dan Metodenya.
Langkah terakhir dari Backward by Design barulah berupa detil eksekusi perancangan pembelajaran yang sudah dibuat oleh pendidik berupa konten, metode, dan strategi langkah-langkah pembelajaran. Tahapan ini secara intensional perlu mengacu ke tujuan yang ditentukan di awal.

Untuk menolong para guru merancang pembelajaran dengan pola pikir Backward by Design, Paideia Educational Solutions menyediakan sebuah aplikasi seluler “Guru Kreator” yang dapat diunduh secara gratis di Play Store. Aplikasi ini memudahkan guru dalam merancang pembelajaran, pembuatan asesmen, serta kelengkapan administrasi lainnya hanya dalam genggaman. Aplikasi “Guru Kreator” juga dapat diakses secara mudah oleh para guru yang berada di wilayah dengan jaringan 2G.

Untuk mengakomodir kebutuhan ekosistem sekolah yang terintegrasi secara digital, Kawan Kreator dapat mencoba aplikasi berbasis web: GURU KREATOR ENTERPRISE.

Coba versi demonya di sini.

Penulis: Aldo, Meista, dan Eunice

Recent Posts