Inspirasi

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Menggunakan Model TIP (Technology Integration Planning)

Apakah Kawan Kreator pernah mendengar istilah generasi digital natives ?

Generasi digital natives adalah generasi yang lahir pada lingkungan teknologi digital. Generasi ini memiliki karakteristik utama yaitu ketertarikan dengan perkembangan teknologi, lebih banyak menggunakan gawai dalam aktivitas keseharian, serta senang melakukan aktivitas daring. Sadar atau tidak, sebenarnya saat ini Kawan Kreator sedang mengajar peserta didik yang didominasi kategori generasi digital natives. Dalam perkembangannya, teknologi banyak memberi pengaruh bagi generasi ini terutama dalam aspek pendidikan. Gaya belajar pada generasi digital natives memiliki ciri cara belajar yang cepat dan kritis terutama dalam memproses pengolahan informasi. Oleh karena itu penting untuk mengakomodir kebutuhan dan ketertarikan peserta didik dalam proses belajar melalui penggunaan teknologi. Integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model TIP (Technology Integration Planning).

Model TIP (Technology Integration Planning) dikembangkan oleh M.D Roblyer tahun 2003 dan dikenal juga dengan istilah Model Roblyer. Pada dasarnya, model TIP (Technology Integration Planning) merupakan cara sistematis untuk mengintegrasikan media dan teknologi dalam proses pembelajaran melalui 5 fase/langkah berikut ini:

  1. Menentukan Keuntungan Relatif
    Langkah awal dalam mengintegrasikan teknologi pada proses pembelajaran adalah menentukan keuntungan dari proses integrasi. Hal ini penting untuk mengetahui berbagai aspek yang memungkinkan integrasi dilakukan, misalnya aspek kesesuaian (compatibility), kesulitan (complexity), keterujian (trialability), dan keteramatan (observability).
  2. Menentukan Tujuan
    Langkah selanjutnya adalah menentukan pengetahuan dan keterampilan yang ingin dipelajari oleh peserta didik melalui pemilihan instrumen penilaian untuk mengukur dan menilai pelajaran yang telah didapat oleh peserta didik melalui media dan teknologi yang telah diintegrasikan.
  3. Merancang Strategi Integrasi
    Pada bagian ini Kawan Kreator dapat menentukan strategi mengajar dan bentuk aktivitas berbasis integrasi teknologi yang sesuai dengan karakteristik siswa. Proses integrasi juga mempertimbangkan topik-topik & bahan pembelajaran, kebutuhan siswa, serta metode yang sesuai dengan lingkungan belajar.
  4. Menyediakan Lingkungan Belajar
    Penyediaan lingkungan belajar merujuk pada pengaturan dan pengelolaan tempat, sarana dan prasarana yang memungkinkan teknologi dapat diterapkan secara efektif dalam proses pembelajaran. Kemudahan penggunaan teknologi ditentukan oleh penyediaan perangkat lunak, perangkat keras, serta dukungan teknis dari pengambil kebijakan.
  5. Mengevaluasi dan Merevisi
    Langkah terakhir adalah melakukan revisi dan evaluasi berdasarkan berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam proses integrasi teknologi di dalam kelas. Proses evaluasi dapat menggunakan catatan harian mengajar, hasil wawancara peserta didik atau hasil pengamatan rekan sejawat di sekolah.

Dengan demikian, penggunaan teknologi dapat memberi kontribusi positif dalam meningkatkan pengalaman belajar peserta didik di kelas. 

Agar integrasi teknologi di kelas dapat berjalan dengan baik, Kawan Kreator dapat menggunakan aplikasi Guru Kreator sebagai media pembelajaran berbasis teknologi di dalam kelas. 

Sumber :

Ismail, I, M. (2020). Teknologi Pembelajaran Sebagai Media Pembelajaran. Makassar : Cendekia Publisher (pp. 93-95)

Yaumi, M. (2021). Media dan Teknologi Pembelajaran: Edisi Kedua. Jakarta : Kencana (pp. 92-96)

Silalahi, E,D., dkk. (2022). Literasi Digital Berbasis Pendidikan: Teori, Praktik dan Penerapannya. Padang : PT. Global Eksekutif Teknologi (pp. 18-20)

Penulis : 

Mona Koroh

Recent Posts