Inspirasi

Peran Guru dalam Menjaga Kesehatan Mental Peserta Didik

Salah satu isu penting yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah kesehatan mental. Hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 pada remaja usia 10-17 tahun menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental atau setara 15,5 juta remaja. Selain itu, hasil survei juga menunjukkan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental atau setara 2,45 juta remaja.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki peluang untuk mengalami masalah kesehatan mental. Apalagi pada zaman modern seperti sekarang ini, peserta didik diperhadapkan dengan berbagai informasi, tantangan, dan tuntutan sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan mental. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru mendukung kesehatan mental peserta didik di sekolah melalui pengenalan tentang teori kesehatan mental peserta didik dan langkah/cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu perkembangan mental peserta didik di sekolah. 

Teori Kesehatan Mental Peserta Didik 

WHO (The World Health Organization) menjelaskan kesehatan mental merupakan kondisi dimana seseorang mampu:
menyadari potensi diri dan mampu mengatur diri dengan baik
mampu mengatasi tekanan, stres, problematika diri dalam  kehidupan sehari-hari
mampu bekerja produktif dan memberikan kerja nyata
mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan atau komunitasnya.
Kesehatan mental pada peserta didik memiliki beberapa unsur yaitu:
Tidak adanya stres diri dalam belajar
Merasakan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar
Adanya harmonisasi diri, bukan disharmonisasi diri dalam pembelajaran
Tidak malas yang berlarut-larut
Daya dukung yang besar dari lingkungan sekitar
Tidak bersifat individualis.


Pola Pengasuhan Secure Attachment

Selain mengetahui teori kesehatan mental, guru juga dapat melakukan pola pengasuhan secure attachment, yakni pendekatan yang membuat peserta didik merasa aman dengan sentuhan yang tulus dan penuh cinta kasih dari guru di sekolah. Berikut beberapa langkah/cara sederhana dari pola pengasuhan secure attachment yang dapat dilakukan guru:
Guru dapat menunjukan kehangatan (warm) dalam sikap, perhatian dan perbuatan terhadap peserta didik.
Peka terhadap kegelisahan (sensitive). Apa yang terjadi pada peserta didik guru dapat mengenali dan berupaya mendengar, mendukung, dan menolong peserta didik.
Dapat diandalkan (dependable). Ketika peserta didik membutuhkan seseorang untuk diandalkan, guru dapat menjadi sosok yang membantu sehingga peserta didik merasa terlindungi, aman, dan tenteram.
Guru bersikap santun dan menghargai peserta didik.
Guru juga dapat bekerja sama dengan peserta didik lain, orang tua, atau pihak profesional yang memiliki kemampuan komunikasi untuk membantu perkembangan mental peserta didik agar dapat menjadi rekan untuk saling menolong.
Dengan mendukung kesehatan mental peserta didik ,guru dapat mendukung perkembangan sosial, kognitif, emosi, dan adaptasi  sehingga peserta didik dapat berkontribusi di lingkungan sekitarnya.

Sumber :
Adisantoso, J., Arifin, S., Daryono. (2021). Prosiding Seminar Nasional Transformasi Pembelajaran Nasional 2021. Jawa Timur : PGRI Wiranegara University (pp. 432-434)
Rizaty, M, A. (2022). Survei: 1 dari 3 Remaja Indonesia Punya Masalah Kesehatan Mental. Diakeses pada 20 Januari 2023, dari : https://dataindonesia.id/ragam/detail/survei-1-dari-3-remaja-indonesia-punya-masalah-kesehatan-mental

Penulis :
Mona Koroh

Recent Posts