Apa langkah pertama yang Kawan Kreator pilih untuk dilakukan ketika menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)? Menentukan strategi pembelajaran? Mengumpulkan materi ajar? Atau memikirkan tujuan pembelajarannya terlebih dahulu?
Tidak sedikit dari kita yang terbiasa menggunakan pola: membuat strategi pembelajaran → menentukan materi ajar → menentukan asesmen → baru terpikirkan kira-kira tujuan apa yang dapat tercapai dengan upaya tersebut.
Namun, pernahkah terbesit dalam benak Kawan Kreator bahwa setiap upaya pembuatan rancangan kegiatan belajar-mengajar sepatutnya memikirkan tujuannya terlebih dahulu?
Dalam bukunya yang berjudul “Understanding by Design”, biasa disingkat dengan UbD, Jay McTighe dan Grant Wiggins mengemukakan 3 tahapan dalam merancang pembelajaran:
Menentukan Tujuan Pembelajaran → Menentukan Asesmen Pembelajaran → Menentukan Materi Pembelajaran → Membuat Strategi Pembelajaran
Semua elemen (asesmen, materi ajar, dan strategi) harus bermuara pada tujuan yang telah ditetapkan di awal perancangan. Setiap pendidik diajak untuk mulai merancang pembelajaran dari apa yang diinginkan pada akhir pembelajaran nanti. Tujuan akhir pembelajaran haruslah menjadi hal yang ditentukan di awal perencanaan pembelajaran.
Perlu diingat, bahwa UbD:
- bukan strategi mengajar
- bukan metode mengajar
- bukan format RPP/modul ajar
UbD adalah pola berpikir saat merancang pembelajaran.
Bagaimana Cara Menentukan Tujuan Akhir Pembelajaran?
Cara menentukan tujuan pembelajaran dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan pemantik berikut ini:
“Apa yang paling berharga dan paling penting untuk pembelajaran murid di antara 1001 hal lain yang kita ingin ajarkan, di tengah semua keterbatasan (waktu, tenaga, sumber daya, dan lain-lain)?”
Sebuah alat bantu bernama Diagram Prioritas dapat menjadi panduan yang baik bagi Kawan Kreator:
- Worth being familiar with: biasanya berupa fakta spesifik. Kebanyakan dihasilkan oleh LOTS (Lower Order Thinking Skills) atau sesuatu yang bisa dihafal, berupa fakta. Dapat menarik perhatian murid tapi tetap penting dan bermanfaat untuk mereka.
- Important to know and do: berupa pengertian, konsep, strategi, prosedur, pengetahuan yang fundamental untuk dikuasai.
- Enduring understanding: berupa konsep/prinsip/pesan yang tersirat dan berbekas lama setelah pembelajaran. Ini seringkali tidak bisa sekadar ‘diajarkan’, karena biasanya bagian ini berupa ide besar, bukan fakta, dan bukan juga LOTS, melainkan sebuah prinsip yang cukup universal.
Contoh Penerapan Diagram Prioritas
Penerapan Diagram Prioritas untuk menentukan tujuan akhir dalam sebuah proses pembelajaran murid tentu sangat fleksibel dan dapat disesuaikan sesuai jenjang, konteks sekolah, serta mata pelajaran yang diampu. Berikut adalah 2 (dua) contoh penerapan Diagram Prioritas:
Matematika, 6 SD, topik: Peluang
- Worth being familiar with → hubungan data dan peluang, tokoh peluang (Fermat & Pascal)
- Important to know and do → menghitung peluang, membandingkan peluang dua kejadian
- Enduring understanding → peluang berguna dalam mengambil keputusan atau menganalisis permainan yang adil dan yang kurang adil
Seni Rupa, 6 SD, topik: Reklame
- Worth being familiar with → sejarah singkat reklame, nama lain reklame (baliho/billboard), contoh reklame yang baik dan yang buruk, definisi, profesi desainer
- Important to know and do → membuat desain efektif, langkah-langkah membuat reklame, lokasi dan penonton yang menjadi faktor penentuan desain
- Enduring understanding → di balik setiap produk desain pasti ada seseorang yang berpikir begitu rupa untuk membuat/mendesainnya. Maka dari itu, bukanlah sebuah kebetulan bahwa setiap desain itu memang ada penciptanya (dapat dikorelasikan dengan salah satu elemen Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia).
- Selain ke-3 poin di atas, ada juga hal-hal yang terpikirkan untuk diajarkan namun sebenarnya tidak relevan dengan mata pelajaran tersebut. Hal tersebut dapat dipisahkan atau dikeluarkan dari Diagram Prioritas. Contoh: peraturan memasang reklame. Hal ini tidak begitu relevan dengan mata pelajaran Seni Rupa, karena mungkin bagian tersebut masuk ke mata pelajaran IPS.
Hati-hati dengan miskonsepsi umum dalam melihat dan membuat Diagram Prioritas: bagian terluar bukan berarti tidak penting. Diagram Prioritas ini merupakan sebuah alat bantu untuk menentukan prioritas dari setiap materi ajar yang masuk ke dalam rancangan pembelajaran Kawan Kreator. Semua materi ajar tersebut penting, tetapi berbeda pada tingkatan prioritasnya saja.
Dengan memahami penggunaan Diagram Prioritas, diharapkan Kawan Kreator bisa terbantu untuk menentukan tujuan pembelajaran, sehingga tercipta proses pembelajaran yang senantiasa berpihak pada murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila sambil berproses dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam mendukung upaya pemerintah menerapkan Kurikulum Merdeka di setiap satuan pendidikan, Guru Kreator turut berperan serta mengupayakan sebuah inovasi yang ditujukan untuk meringankan beban administrasi guru. Platform Guru Kreator sekiranya dapat menjadi solusi dan jawaban bagi para guru agar dapat lebih mengefisienkan waktu dalam urusan administrasi & operasional, serta memprioritaskan waktunya untuk berelasi lebih maksimal dan lebih banyak dengan para peserta didik.
Untuk informasi lebih lanjut dan pengajuan demo platform, Kawan Kreator dapat menghubungi tim kami di sini.
Salam berkreasi!
Sumber:
Materi Seri Workshop Pendidik Balai Guru Penggerak (BGP) Sulawesi Utara bersama Paideia Educational Solutions “Mencapai Profil Pelajar Pancasila dengan Backward by Design” pada Selasa, 18 Oktober 2022.