Pandemi COVID-19 telah merubah metode pembelajaran di sekolah.
Salah satu perubahan yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar di masa pandemi ini yaitu mengharuskan guru dan siswa melakukan sistem pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring tentunya bukan hal yang mudah, mengingat perubahan yang terjadi secara cepat membuat waktu adaptasi guru dan siswa terbilang singkat. Berbagai tantangan pun timbul, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia dan Pakistan dalam melaksanakan aktivitas kegiatan pembelajaran daring.
Sebuah hasil penelitian yang dirilis oleh Asian Education and Development Studies pada tahun 2020 memaparkan perbandingan tantangan yang dihadapi guru Indonesia dan Pakistan terkait pembelajaran daring. Berikut perbandingannya:
Selain Tantangan, Ini Manfaat Pembelajaran Daring yang Dirasakan Guru
Pembelajaran daring tidak hanya menimbulkan tantangan dan permasalahan, tetapi juga membawa manfaat, khususnya bagi guru. Dikutip dari beberapa sumber literatur*, ada beberapa manfaat yang dirasakan dari pembelajaran daring:
- Pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan mudah diakses oleh guru dan murid
- Siswa lebih termotivasi dengan konten pembelajaran yang lebih menarik, seperti menggunakan animasi, video, audio, dan pembelajaran interaktif lainnya
- Kesulitan transportasi ke sekolah dari segi biaya dan letak geografis yang jauh dapat diminimalkan dengan metode pembelajaran daring
Berdasarkan hasil riset dari Asian Education and Development Studies, inilah pandangan pembelajaran daring dari sudut pandang guru Indonesia dan guru Pakistan:
“Saya merasa siswa yang tidak berpartisipasi di kelas tatap muka lebih aktif mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi dalam kelas daring dengan memposting dan berkomentar, sehingga menghasilkan diskusi dan meningkatkan pengetahuan siswa dan memberi mereka kepercayaan diri.” -responden guru Indonesia
“Dalam pengajaran daring, saya dapat menangani kelas besar dan dapat menjawab pertanyaan di ruang obrolan dengan hemat waktu serta membuat umpan balik interaktif dan cepat.” -responden guru Pakistan
“Saya dan siswa sangat tertarik untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, saya merasa ini adalah kelas yang menghemat waktu karena siswa datang sesuai jadwal. Ini adalah cara yang mudah dalam melakukan pembelajaran. Semua fitur banyak membantu saya untuk memodifikasi materi pembelajaran saya.” -responden guru Indonesia
Nah, dari pendapat dan rangkuman di atas menunjukkan bahwa guru Indonesia dan Pakistan menghadapi tantangan yang berbeda tetapi merasakan manfaat yang hampir sama. Tidak hanya tantangan yang dirasakan oleh guru, perubahan juga mampu menjadi peluang yang dapat membawa perubahan positif yaitu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Guna mendukung pembelajaran daring yang lebih efektif dan efisien, Paideia Educational Solutions menyediakan aplikasi low-bandwidth (2G) connectivity gratis bagi para guru untuk menyusun rancangan pembelajaran secara kreatif, yaitu Guru Kreator, yang dapat diunduh di sini.
—
*Sumber literatur:
Abidin,M.J.Z., Thaheem,K.S., Pathan, Q.M.H.U. (2020). “Online teaching benefits and challenges during pandemic COVID-19: a comparative study of Pakistan and Indonesia”. Asian Education and Development Studies. Retrieved from here.
Lyons, J.F. (2004). “Teaching US history online: problems and prospects”, The History Teacher, Vol. 37 No. 4, p. 447, doi: 10.237/1555549.
Mupinga, D.M. (2005). “Distance education in high schools: benefits, challenges, and suggestions”, The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, Vol. 78 No. 3, pp. 105-109, doi: 10.3200/tchs.78.3.105-109.
Arshad, M. and Hina, Q.A. (2017). “Availability and problems relating to the accessibility of information and communication technologies (ict’s) among university students”, Pakistan Journal of Distance and Online Learning, Vol. 3 No. 1, pp. 33-50.
Khokhar, A.J. and Javaid, S. (2016). “Students and teachers perceptions of ICT use in classroom: Pakistani classrooms”, The Asian Conference on Technology in the Classroom Kobe, Japan.
Penulis: Ilyasa & Astrid